Dzikir sebagai Kekayaan Kita
Saat tiba pagi dan sore hari, yuk baca:
100 shalawat
100 tasbih subhaanawlloohi wabihamdih
100 astaghfiruwllooh. Baca dengan penuh cinta, santai, dan dinikmati.
Baca juga hasbiyawlloohu laa-ilaaha illaa huu. ‘alaihi tawakkaltu wahuwa robbul ‘arsyil ‘adzhiim. Ini adalah bagian dari dua ayat terakhir dari Q.S. At Taubah. Baca aja keduanya sebanyak 7 kali, ya.
Kemudian baca Al Ikhlaash, Al Falaq, An Naas masing-masing sebanyak 3 kali.
Ulangi dzikir ini dua kali sehari: pagi dan sore.
Buat yang berat hidupnya, ketahuilah, mungkin karena kurang zikir-zikir barangkali. Dengan membiasakan membaca zikir, semoga hidup menjadi semakin enteng. Buat yang rajin baca, ia bagaikan sedang mengumpulkan kekayaan, meniti jalan kemenangan, kesuksesan, kejayaan, dan kemuliaan. Terus rutinkan, ya.
Lebih baik lagi jika Saudara mau mempelajari betul dzikir pagi, sore, serta zikir-zikir setelah shalat. Pelajari dan amalkan. Asli. Hidup insya Allah bakal enteng seenteng-entengnya.
Saya suka kasian sama yang buat makan aja susah. Bayar kontrakan susah. Bayar angsuran ini itu, susah. Bayar sekolah/kuliah, cari kerja/jodoh, susah. Saya juga suka kasian sama yang pengen usaha, keringetan cari modal. Udah usaha, masih keringetan juga sebab kerap masalah muncul. Kemudian peristiwa ini dibilang wajar. Padahal mah nggak wajar. Kenapa? Sebab hidupnya sepi dari dzikir harian.
Melewati hari tanpa dzikir harian adalah seperti jalan di muka bumi nggak pake pakaian, dengan membawa beban berat di pundaknya.
Bismillaah dah. Coba niatin jajal dzikir ini, sekitar 3 hari dulu. Terus lanjut 7 hari, 14 hari, 40 hari, hingga pada akhirnya bisa 100 hari nggak pernah nggak baca. Baca terus.
Buat yang punya orang tua, keluarga yang sedang ada hajat, sedang susah, sedang butuh pertolongan Allah, kerjakan juga dzikir-dzikir ini. Buat yang belum berjodoh, belum punya anak, belum kerja, nggak lulus-lulus kuliah, pengen S2, S3 … atau bahkan S5 atau S8, he he … ini mah enteng dah buat Allah.
Setiap habis mengerjakan zikir-zikir ini, tarik nafas sebentar. Konek sedikit ke Allah. Konsentrasi dengan menghela nafas. Lalu berdoalah …
Alaa bidzikrillaahi tath-mainnul quluub. Ingatlah, dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang. Coba cari nih ayat ada di surat apa dan perhatikan betul ayatnya.
Dzikir tadi coba salin di kertas selembar. Bawa terus lembar tersebut sebagai pengingat bahwa ada dzikir harian yang minimal kudu dibaca. Share artikel ini ke sebanyak-banyak teman via twitter, BBM, facebook, semua media dah.
Oh ya, ajarin orang akan hal ini. Ingatkan. Kalo perlu bikin kelompok kecil. Cari kawan. Yang saling mengingatkan dan sama-sama mengerjakan. Minta mereka juga cari downline. Pake prinsip Ajak, Rawat, & Uswatun Hasanah. Prinsip ini mengajarkan untuk tidak hanya mengajak, tetapi juga ngingetin buat terus melakukan.
Bila hasilnya pengen lebih hasil lagi, coba liat-liat. Punya apa yang bisa disedekahin? Keluarin aja duluan untuk jadi pelengkap dzikir yang hebat. InsyaaAllah.
Ok. Ok. Kebanyakan nih, he he. Segera aja disalin, ya. Sebab nggak mungkin saya ngingetin terus. Salin di kertas. Fotokopi aja, bagiin ke orang-orang. Yang mau nyalin, terus mau motokopi dan bagiin lembar yang ditulisulangnya sendiri, kasih tau aja. Sekadar ngebahagiain saya bahwa amalan ini dijalanin.
Loh… Katanya udahan? Ini masih nulis aja? He he he. Ok. Pamit. Salam hormat.
Salinnya dari awal, ya. Semua dzikir tadi ditulis ulang. Jangan ada yang dilewatin.
Masih nongol, hehehe. Sebelum ditegor istri, he he he. Ok. Pamit beneran …
Sumber: http://yusufmansur.com/
Dzikir sebagai Kekayaan Kita
Reviewed by ratno
on
04.51
Rating: