TERNYATA! 90% Muslim Sering Keliru Dengan Penggunaaan Kata "Subhanallah" dan "Masya Allah" AGAR SEMUA TAHU BANTU SHARE YAH



Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah " Subhanallah " kerap tertukar dengan ungkapan " Masya Allah ". Katakan " Masya Allah " bila kita terasa mengagumi akan. Katakan " Subhanallah " bila lihat keburukan! 
SELAMA ini golongan Muslim kerap “salah kaprah” dalam mengatakan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu berlangsung atas kehendak Allah). Bila kita takjub, mengagumi akan, atau mendengar hal baik dan lihat hal indah, umumnya kita menyampaikan Subhanallah. Walau sebenarnya, semestinya kita mengatakan Masya Allah yang berarti “hal itu berlangsung atas kehendak Allah”. 

Ungkapan Subhanallah tepatnya dipakai untuk mengungkap “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Umpamanya, demikian mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan sekian). 
Perkataan Masya Allah 

Masya Allah berarti “Allah sudah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman pada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyebutkan “semua itu berlangsung atas kehendak Allah”. 

Masya Allah disampaikan apabila seorang lihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekalian pengingat kalau semuanya dapat berlangsung cuma karena kehendak-Nya. 
“Dan kenapa anda tak mengatakan ketika anda masuk kebunmu “Maasya Allah laa quwwata illa billah” (sungguh atas kehendak Allah semuanya terwujud, tidak ada kemampuan terkecuali dengan pertolongan Allah). Seumpamanya anda anggap saya lebih sedikit darimu dalam soal harta dan keturunan? ” (QS. Al-Kahfi : 39). 

Perkataan Subhanallah 

Waktu mendengar atau lihat hal jelek/buruk, katakan Subhanallah sebagai penegasan : " Allah Mahasuci dari keburukan itu ". 

Dari Abu Hurairah, ia berkata : “Suatu hari saya berjunub dan saya lihat Rasulullah Saw jalan berbarengan beberapa teman dekat, lantas saya menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Kemudian saya datang menjumpai Rasulullah Saw. Beliau bersabd : ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau jadi pergi saat kami nampak? ’ Saya menjawab : ‘Wahai Rasululla, saya kotor (dalam kondisi junub) dan saya tak nyaman untuk berjumpa kalian dalam kondisi junub. Rasulullah Saw bersabda : Subhanallah, sebenarnya mukmin tak najis” (HR. Tirmizi). 
“Sesungguhnya mukmin tak najis” tujuannya, kondisi junub janganlah jadi rintangan untuk berjumpa sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah dipakai dalam menyucikan Allah dari hal yang tidak layak (hal jelek), umpamanya : “Mahasuci Allah dari memiliki anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga dipakai untuk mengungkap keberlepasan diri dari hal menjijikkan sejenis syirik. " (QS. 40-41). 

Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallah disarankan setiap saat seorang lihat suatu hal yg tidak baik, bukanlah yang baik-baik atau keindahan. Dengan perkataan itu, kita menyatakan kalau Allah Swt Mahasuci dari semuanya keburukan itu. 

Masya Allah disampaikan apabila seorang lihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta'ala. Lantas, apakah kita berdosa karena mengatakan Subhanallah, walau sebenarnya semestinya Masya Allah dan sebalinya? Insya Allah tak. Allah Maha Tahu maksud pengucapan hamba-Nya. Cuma saja, sesudah tahu, mari kita ungkapkan dengan pas pada Subhanallah dan Masya Allah. 

Wallahu a’lam bish-shawabi.
TERNYATA! 90% Muslim Sering Keliru Dengan Penggunaaan Kata "Subhanallah" dan "Masya Allah" AGAR SEMUA TAHU BANTU SHARE YAH TERNYATA! 90% Muslim Sering Keliru Dengan Penggunaaan Kata "Subhanallah" dan "Masya Allah" AGAR SEMUA TAHU BANTU SHARE YAH Reviewed by ratno on 08.00 Rating: 5