Yuk Mengenal Imam Al Ghazali...!!

Siapa yang tidak kenal dengan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’I atau lebih dikenal dengan nama Imam Al Ghazali. Namanya sudah tidak asing di kalangan umat muslim.

Imam Al-Ghazali lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun. Dia adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia.

Baca Juga: Masya Allah!! Inilah Ceramah Kematian Uje Sebelum Meninggal, Bikin Merinding!!

Al Ghazali berasal dari keluarga miskin. Ayahnya bercita-cita ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Cita-cita sanga ayah nampaknya benar-benar terwujud, pasalnya dia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam.

Dia berjaya menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam Al Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan, bahkan Dia sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Mengejutkan.! Masih Ingat Dengan Syekh Puji.? Begini Nasibnya Sekarang..!! Pimpinan Pondok Pesantren Sempat Menghebohkan Dunia Karena Menikahi Gadis Berumur 12 Tahun.

Akhlak mulia yang dimilikinya sudah ada sejak dia masih kecil, itu semua berkat didikan kedua orangtuanya. Hal ini menyebabkan dia benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara’, zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.

Kemampuan yang dia miliki bukan tanpa proses, Al Ghazali telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Al Ghazali mendapat pendidikan gratis dari beberapa orang guru. Pendidikan yang diperolehnya berhasil membuatnya menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Dia juga mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari empat mazhab hingga mahir.

Setelah itu, dia mempelajari Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Kemampuannya membuat Imam Al Ghazali dilantik menjadi professor di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian dia juga dilantik sebagai Naib Kanselor di sana.

Imam al-Ghazali juga telah mengembara selama 10 tahun. Dia mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Dia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Dalam pengembaraan, dia menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.