INILAH CARA MENGATASI STEP / STUIP / KEJANG DEMAM PADA BAYI DAN BALITA.!!



Kejang, baik yang dibarengi demam atau tidak, bisa beresiko fatal. Tersebut penyebabnya, setelah memberi pertolongan pertama, bawa selekasnya si kecil ke rumah sakit. 

Kejang sendiri berlangsung dikarenakan ada kontraksi otot yang sangat berlebihan kurun saat spesifik tanpa ada bisa dikendalikan. Satu di antara penyebabnya terjadinya kejang demam yaitu tingginya suhu badan anak. Timbulnya kejang yang diimbangi demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step. 


Masalahnya, toleransi masing-masing anak pada demam begitu bervariasi. Pada anak yang toleransinya rendah, jadi demam pada suhu badan 38 C juga sudah bisa membuatnya kejang. Sebentar pada anak-anak yang toleransinya normal, kejang baru dihadapi bila suhu badan sudah meraih 39 C atau lebih. 


SEGERA BAWA KE DOKTER 

Untuk mencegah banyak hal yg tak dikehendaki, disarankan agar orang-tua sesegera mungkin saja berikanlah pertolongan pertama demikian tahu si kecil alami kejang demam. 

Lalu, jangan sampai tunggulah saat lagi bawa selekasnya si kecil ke dokter atau klinik paling dekat. Jangan sampai terpaku cuma pada lamanya kejang, tak tahu cuma sebagian detik atau demikian menit. Begitu, si kecil akan peroleh perlakuan setelah itu yang pas dari sebagian pakar. Biasanya dokter bakal berikan obat penurun panas, sekalian membekali obat untuk mengatasi kejang dan antikejang. “Sebagai pertolongan pertama, tak perlu membawanya segera ke tempat tinggal sakit komplit yang letaknya relatif lebih jauh lantaran bebrapa dapat si kecil memperoleh kemungkinan yang lebih beresiko dikarenakan lambat peroleh pertolongan pertama. ” 

Selain itu, apabila kejang demam tidak selekasnya memperoleh perlakuan harusnya, si kecil juga terancam bakal terserang retardasi mental. Pasalnya, kejang demam bisa mengakibatkan rusaknya sebagian sel otak anak. Jadi, apabila kejang itu jalan dalam periode waktu yang lama, jadi peluang sebagian sel yang rusak pasti akan semakin banyak. Tidaklah tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan alami penurunan mencolok serta tidak bisa lagi berkembang dengan cara optimal. 

Bahkan juga beberapa permasalahan kejang demam bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Yg tidak kalah utama, sekian anaknya terserang kejang demam, orang-tua harus juga ekstra hati-hati. Soalnya, dalam satu tahun pertama setelah peristiwa, kejang sama atau jadi yang lebih hebat berpeluang terulang kembali. 

Untuk menghadapinya, sediakanlah obat penurun panas serta obat antikejang yang telah diresep-kan dokter anak. Walaupun demikian, orangtua jangan sampai kelewat cemas. Karena dengan perlakuan yang pas serta selekasnya, kejang demam yang jalan sekian waktu umumnya tak mengakibatkan permasalahan manfaat otak. 

CIRI-CIRI KEJANG 

Pastinya dalam soal sejenis ini orang-tua harus bisa membaca sinyal tanda seorang anak yang terserang kejang demam. Satu diantaranya : 

ke-2 kaki serta tangan kaku diimbangi sebagian gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang sepanjang 5 menit. bola mata berbalik ke atas gigi terkatup muntah  seringkali si anak berhenti napas sesaat. 
pada sebagian permasalahan tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil 
pada masalah berat, si kecil sering tak sadarkan diri. Tentang intensitas waktu kejang juga sangat beragam, dari sebagian detik sampai beberapa puluh menit. 



TIPS ATASI KEJANG DEMAM 

Tersebut beberapa keterangan tentang kejang serta demam pada anak : . Suhu badan normal anak sekitaran pada 36-37 C. Si kecil dinyatakan demam jika temperatur badannya yang diukur lewat mulut/telinga tunjukkan angka 37, 8 C ; lewat rektum 38 C, serta 37, 2 C lewat ketiak. Sebelumnya semakin tinggi, selekasnya berikan obat penurun panas. . 

Orang-tua jangan sampai demikian gampang menyampaikan seorang anak demam atau bukan hanya dengan tempelkan punggung tangannya di dahi anak. Cara barusan terang tidak akurat karena begitu dipengaruhi oleh kepekaan serta suhu badan orang-tua sendiri. 
Termometer air raksa dipercaya yaitu langkah yang paling cocok untuk mengukur suhu badan. Pengukuran suhu badan akan lebih akurat jika termometer itu ditempatkan di rongga mulut atau rektum/anus di banding ketiak. 

Waktu hadapi si kecil yang tengah kejang demam, sebisa-bisanya cobalah berlaku tenang. Sikap cemas hanya akan bikin kita tidak paham harus berbuat apa yang mungkin saja saja akan buat penderitaan anak lebih kronis. 

Janganlah pakai alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu badan anak yang tengah demam. Pemakaian alkohol sangat berpeluang mengakibatkan iritasi pada mata serta intoksikasi/keracunan. 

Lebih aman pakai kompres air umum yang ditempatkan di dahi, ketiak, serta lipatan paha. Kompres ini mempunyai tujuan menurunkan suhu di permukaan badan. Turunnya suhu ini diinginkan berlangsung lantaran panas badan dipakai untuk menguapkan air pada kain kompres. Penurunan suhu yang mencolok malah tak dianjurkan. 

Janganlah beberapa cobalah memberi aspirin atau type obat yang lain yang memiliki kandungan salisilat lantaran disangka bisa menyebabkan sindroma Reye, semacam penyakit yang termasuk langka serta memengaruhi kerja lever, darah, serta otak. 

Sesudah anak betul-betul sadar, bujuklah ia untuk banyak minum serta konsumsi makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak terkandung air. Dapat berbentuk juice, susu, teh, serta minuman yang lain. Dengan hal tersebut, cairan badan yang menguap akibat suhu tinggi dapat cepat tergantikan. 

Janganlah selimuti si kecil dengan selimut tidak tipis. Selimut serta baju tidak tipis serta tertutup malah bakal tingkatkan suhu badan serta menghambat penguapan. Baju ketat atau yang mengikat sangat kencang baiknya ditanggalkan saja. 

YANG BISA DILAKUKAN ORANG TUA 

Selekasnya berikan obat penurun panas demikian suhu badan anak melalui angka 37, 5 C. 
Kompres dengan lap hangat (yang suhunya lebih kurang sama juga dengan suhu tubuh si kecil). Janganlah kompres dengan air dingin, lantaran bisa mengakibatkan “korsleting”/benturan kuat di otak pada suhu panas badan si kecil dengan kompres dingin tadi. 
Supaya si kecil tak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang ada dekat anak. . Tidak butuh menahan mulut si kecil supaya tetaplah terbuka dengan mengganjal/menggigitkan suatu hal diantara giginya. . Miringkan posisi badan si kecil supaya pasien tak menelan cairan muntahnya sendiri yang dapat mengganggu pernafasannya. 
Janganlah berikan minuman/makanan selekasnya sesudah berhenti kejang lantaran cuma bakal berpeluang bikin anak tersedak. 

KEJANG TANPA DEMAM

Penyebabnya bermacam-macam. Yang penting, jangan sampai berulang dan berlangsung lama karena dapat merusak sel-sel otak. Menurut dr. Merry C. Siboro, Sp.A, dari RS Metro Medical Centre, Jakarta, kejang adalah kontraksi otot yang berlebihan di luar kehendak.

“Kejang-kejang kemungkinan bisa terjadi bila suhu badan bayi atau anak terlalu tinggi atau bisa juga tanpa disertai demam.”

Kejang yang disertai demam disebut kejang demam (convalsio febrilis). Biasanya disebabkan adanya suatu penyakit dalam tubuh si kecil. Misal, demam tinggi akibat infeksi saluran pernapasan, radang telinga, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran kemih. Sedangkan kejang tanpa demam adalah kejang yang tak disertai demam. Juga banyak terjadi pada anak-anak.

BISA DIALAMI SEMUA ANAK

Kondisi kejang umum tampak dari badan yang menjadi kaku dan bola mata berbalik ke atas. Kondisi ini biasa disebut step atau kejang toniklonik (kejet-kejet). Kejang tanpa demam bisa dialami semua anak balita. Bahkan juga bayi baru lahir.

Umumnya karena ada kelainan bawaan yang mengganggu fungsi otak sehingga dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Bisa juga akibat trauma lahir, adanya infeksi-infeksi pada saat-saat terakhir lahir, proses kelahiran yang susah sehingga sebagian oksigen tak masuk ke otak, atau menderita kepala besar atau kecil.

Bayi yang lahir dengan berat di atas 4.000 gram bisa juga berisiko mengalami kejang tanpa demam pada saat melalui masa neonatusnya (28 hari sesudah dilahirkan).

“Ini biasanya disebabkan adanya riwayat ibu menderita diabetes, sehingga anaknya mengalami hipoglemi (ganggguan gula dalam darah). Dengan demikian, enggak demam pun, dia bisa kejang.”

Selanjutnya, si bayi dengan gangguan hipoglemik akibat kencing manis ini akan rentan terhadap kejang. “Contohnya, telat diberi minum saja, dia langsung kejang.” Uniknya, bayi prematur justru jarang sekali menderita kejang. “Penderitanya lebih banyak bayi yang cukup bulan. Diduga karena sistem sarafnya sudah sempurna sehingga lebih rentan dibandingkan bayi prematur yang memang belum sempurna.”

JANGAN SAMPAI TERULANG

Penting diperhatikan, bila anak pernah kejang, ada kemungkinan dia bisa kejang lagi. Padahal, kejang tak boleh dibiarkan berulang selain juga tak boleh berlangsung lama atau lebih dari 5 menit. Bila terjadi dapat membahayakan anak.

Masalahnya, setiap kali kejang anak mengalami asfiksi atau kekurangan oksigen dalam darah. “Setiap menit, kejang bisa mengakibatkan kerusakan sel-sel pada otak, karena terhambatnya aliran oksigen ke otak.

Bayangkan apa yang terjadi bila anak bolak-balik kejang, berapa ribu sel yang bakal rusak? Tak adanya aliran oksigen ke otak ini bisa menyebakan sebagian sel-sel otak mengalami kerusakan.

”Kerusakan di otak ini dapat menyebabkan epilepsi, kelumpuhan, bahkan retardasi mental. Oleh karenanya, pada anak yang pernah kejang atau berbakat kejang, hendaknya orang tua terus memantau agar jangan terjadi kejang berulang.

DIMONITOR TIGA TAHUN

Risiko berulangnya kejang pada anak-anak, umumnya tergantung pada jenis kejang serta ada atau tidaknya kelainan neurologis berdasarkan hasil EEG (elektroensefalografi). Di antara bayi yang mengalami kejang neonatal (tanpa demam), akan terjadi bangkitan tanpa demam dalam 7 tahun pertama pada 25% kasus. Tujuh puluh lima persen di antara bayi yang mengalami bangkitan kejang tersebut akan menjadi epilepsi.

Harus diusahakan, dalam tiga tahun sesudah kejang pertama, jangan ada kejang berikut.

Dokter akan mengawasi selama tiga tahun sesudahnya, setelah kejang pertama datang. Bila dalam tiga tahun itu tak ada kejang lagi, meski cuma dalam beberapa detik, maka untuk selanjutnya anak tersebut mempunyai prognosis baik.Artinya, tak terjadi kelainan neurologis dan mental.

Tapi, bagaimana jika setelah diobati, ternyata di tahun kedua terjadi kejang lagi? “Hitungannya harus dimulai lagi dari tahun pertama.”Pokoknya, jangka waktu yang dianggap aman untuk monitoring adalah selama tiga tahun setelah kejang.

Jadi, selama tiga tahun setelah kejang pertama itu, si anak harus bebas kejang. Anak-anak yang bebas kejang selama tiga tahun itu dan sesudahnya, umumnya akan baik dan sembuh. Kecuali pada anak-anak yang memang sejak lahir sudah memiliki kelainan bawaan, semisal kepala kecil (mikrosefali) atau kepala besar (makrosefali), serta jika ada tumor di otak.

RAGAM PENYEBAB

“Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor keturunan,” penjabarannya satu per satu di bawah ini.

* Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang.

Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia).

* Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan.

* Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.

WASPADAI DI BAWAH 6 BULAN

Orang tua harus waspada bila anak sering kejang tanpa demam, terutama di bawah usia 6 bulan, Karena kemungkinannya untuk menderita epilepsi besar.

Masalahnya, kejang pada anak di bawah 6 bulan, terutama pada masa neonatal itu bersifat khas. “Bukan hanya seperti toniklonik yang selama ini kita kenal, tapi juga dalam bentuk gerakan-gerakan lain. Misal, matanya juling ke atas lalu bergerak-gerak, bibirnya kedutan atau tangannya seperti tremor.

Dokter biasanya waspada, tapi kalau kejangnya terjadi di rumah, biasanya jarang ibu yang ngeh.” Itulah sebabnya, orang tua harus memperhatikan betul kondisi bayinya.

MENOLONG ANAK KEJANG
Jangan panik, segera longgarkan pakaiannya dan lepas atau buang semua yang menghambat saluran pernapasannya. Jadi kalau sedang makan tiba-tiba anak kejang, atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera keluarkan.
Miringkan tubuh anak karena umumnya anak yang sedang kejang mengeluarkan cairan-cairan dari mulutnya. “Ini sebetulnya air liur yang banyak jumlahnya karena saraf yang mengatur kelenjar air liur tak terkontrol lagi. Kalau sedang kejang, kan, saraf pusatnya terganggu. Bukan cuma air liur, air mata pun bisa keluar.” Guna memiringkan tubuh adalah supaya cairan-cairan ini langsung keluar, tidak menetap di mulut yang malah berisiko menyumbat saluran napas dan memperparah keadaan.
Jangan mudah percaya bahwa meminumkan kopi pada anak yang sedang kejang bisa langsung menghentikan kejang tersebut. “Secara medis, kopi tak berguna untuk mengatasi kejang. Kopi justru dapat menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan saat anak mengalami kejang, yang malah bisa menyebabkan kematian.”
Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat, jangan sampai otak kelamaan tak mendapat oksigen. “Usahakan lama kejang tak lebih dari tiga menit. Siapkan obat antikejang yang disarankan dokter bila anak memang pernah kejang atau punya riwayat kejang.”

PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan kejang meliputi :

1. Penanganan saat kejang* Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/kgBB/dosis IV (Suntikan Intra Vena) (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.

* Turunkan demam :

Anti Piretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) diberikan 3-4 kali sehari.
Kompres ; suhu >39º C dengan air hangat, suhu > 38º C dengan air biasa.

* Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya.

* Penanganan sportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, memberikan keseimbangan air dan elektrolit, pertimbangkan keseimbangan tekanan darah.

2. Pencegahan Kejang* Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.

* Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat 15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis.

ANAK EPILEPSI HARUS KONTROL SETIAP 3 BULAN

Mereka yang berisiko menderita epilepsi adalah anak-anak yang lahir dari keluarga yang mempunyai riwayat epilepsi. Selain juga anak-anak dengan kelainan neurologis sebelum kejang pertama datang, baik dengan atau tanpa demam.

Anak yang sering kejang memang berpotensi menderita epilepsi. Tapi jangan khawatir, anak yang menderita epilepsi, kecuali yang lahir dengan kelainan atau gangguan pertumbuhan, bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya. Prestasi belajar mereka tidak kalah dengan anak yang normal.

Jadi, kita tak perlu mengucilkan anak epilepsi karena dia bisa berkembang normal seperti anak-anak lainnya. “Yang penting, ia tertangani dengan baik. Biasanya kalau anak itu sering kejang, dokter akan memberi obat yang bisa menjaganya supaya jangan sampai kejang lagi.

Pada anak epilepsi, fokus perawatannya adalah jangan sampai terjadi kejang lagi. Untuk itu, perlu kontrol, paling tidak setiap 3 bulan agar monitoring dari dokter berjalan terus.”
INILAH CARA MENGATASI STEP / STUIP / KEJANG DEMAM PADA BAYI DAN BALITA.!! INILAH CARA MENGATASI STEP / STUIP / KEJANG DEMAM PADA BAYI DAN BALITA.!! Reviewed by ratno on 04.05 Rating: 5